Indonesia menempati peringkat ke-6 sebagai negara penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GKR) terbesar di dunia dan mengalami peningkatan paling banyak dibandingkan negara-negara lainnya dengan angka sebesar 18.3% pada tahun 2022. Tingginya kenaikan emisi gas rumah kaca disumbang oleh perusahaan melalui penggunaan energi fosil (batu bara), pembuatan semen, dan penggunaan bahan bakar padat, cair, dan gas.
Walaupun demikian, beberapa perusahaan, terutama perusahaan konstruksi dan bahan bangunan memiliki posisi penting dalam memulihkan keadaan dan membantu hidup berkelanjutan. Sebagian besar industri tersebut baru-baru ini menyaksikan pergeseran drastis pada minat masyarakat dari bahan bangunan konvensional ke bahan bangunan ramah lingkungan. Perubahan tersebut didorong oleh meningkatnya minat terhadap lingkungan dan pengetahuan tentang manfaat jangka panjang yang dimiliki oleh green building.
Namun, Anda mungkin bertanya-tanya apakah bangunan ramah lingkungan benar-benar ramah “biaya” atau malah sebaliknya?
Selama bertahun-tahun, banyak orang berpikir bahwa bangunan ramah lingkungan memiliki biaya yang jauh lebih MAHAL dibandingkan bangunan dengan material konvensional. Pendapat ini tentunya diperkuat oleh beberapa faktor mulai dari tingginya biaya pembangunan di awal, terutama pada biaya material ramah lingkungan dan keraguan tentang manfaat jangka panjang yang diberikan oleh material ramah lingkungan. Namun, penelitian terbaru membuktikan bahwa itu semua TIDAK benar!
Meskipun green building terlihat memiliki biaya yang lebih tinggi di awal, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Cleaner Production mengungkapkan bahwa biaya tersebut layaknya investasi jangka panjang, terutama pada sisi biaya operasional yang akan dirasakan selama masa pakai bangunan oleh pemilik bisnis.
Faktor-faktor seperti berkurangnya konsumsi energi, biaya perawatan gedung yang terjangkau, dan peningkatan kualitas udara dalam ruangan tentunya berkontribusi dalam penambahan biaya pembangunan awal yang sering disalahpahamkan sebagai “mahal”. Walaupun begitu, dengan memiliki rumah ramah lingkungan, Anda tidak hanya melakukan investasi cerdas namun juga berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
ReHolz (PT. Radin Mitra Lestari) sebagai salah satu pelopor dalam produksi material ramah lingkungan, menawarkan efektivitas biaya dan waktu melalui produknya. Melalui proses daur ulang material yang berasal dari sumber daya alam, ReHolz tidak hanya mengurangi dampak isu lingkungan, namun juga menjadi solusi terbaik bagi Anda, terutama para arsitek, kontraktor, dan pemilik bisnis!
Hemat waktu dan biaya sambil investasi cerdas menciptakan masa depan yang lebih baik.
Sebelum melakukan evaluasi efektivitas biaya pada bangunan ramah lingkungan, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan total biaya kepemilikan (TCO) yang tampak di awal. TCO tidak hanya mencakup biaya pembangunan awal, tetapi juga biaya operasional yang akan dirasakan selama menggunakan bangunan, mulai dari biaya pemeliharaan hingga potensi peningkatan nilai sewa atau pajak properti.
Didukung oleh studi dari World Green Building Council, mengungkapkan bahwa green building biasanya memiliki biaya operasional 14% lebih rendah dibandingkan dengan bangunan berbahan konvensional. Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara masa pakai bangunan konvensional dan ramah lingkungan yang tentunya dapat memberikan keuntungan lebih bagi pemilik bisnis.
Green building telah terbukti meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya, meningkatkan nilai properti, dan tentunya mengurangi dampak lingkungan. Manfaat lain yang diberikan bangunan ramah lingkungan atau Green building terhadap lingkungan yaitu,
Meskipun bukti-bukti yang ada sangat mendukung bahwa bangunan ramah lingkungan memiliki banyak manfaat dan keuntungan, namun masih ada beberapa kekhawatiran yang harus diatasi. Salah satu masalah yang sering kali terjadi adalah mahalnya biaya awal untuk bahan dan teknologi bangunan ramah lingkungan, yang dapat menjadi penghalang bagi beberapa kontraktor atau pemilik bisnis untuk menggunakannya. Namun, tidak perlu khawatir karena sekarang semakin banyak pilihan finansial dan dukungan pemerintah yang tersedia untuk memfasilitasi pembangunan ramah lingkungan.
Analisa biaya-manfaat secara menyeluruh membuktikan bahwa bangunan ramah lingkungan memberikan lebih banyak manfaat, baik dari sisi keberlangsungan hidup dan sisi finansial. Dengan memeriksa total biaya kepemilikan dan keuntungan jangka panjang, terbukti bahwa bangunan ramah lingkungan merupakan investasi jangka panjang terbaik bagi Anda. Seiring dengan kemajuan sektor industri terutama dibidang konstruksi, praktik-praktik ramah lingkungan tidak diragukan lagi akan menjadi standar karena dorongan kondisi lingkungan dan keuntungan ekonomi yang dirasakan.
Jadi, apakah biaya tambahan untuk membangun bangunan ramah lingkungan sepadan dengan potensi investasi jangka panjang serta dampak positif terhadap ekosistem bumi kita?
Tuliskan pendapat Anda di bawah dan jangan lupa follow kami di Instagram @re_holz untuk mendapatkan inspirasi harian.
Bagikan Artikel
Tak terasa kita telah sampai di penghujung tahun 2024, berikut rekap desain interior di tahun ini yang perlu Anda ketahui!…
Selamat datang di era baru, di mana ketahanan dan pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas utama. Dengan menggabungkan keindahan alam dan kemajuan…
Ubah halaman belakang Anda menjadi oase mewah dengan decking kolam renang. Temukan material & opsi desain untuk membuatnya.