Mengapa Decking Kayu Terbaik Tidak Terbuat dari Kayu

ReHolz_Why the Best Wood Decking Isn’t Wood at All

Salah satu proyek perbaikan rumah paling populer saat ini adalah menambahkan decking pada area ruang tamu outdoor. Decking menjadi ruangan untuk menjamu tamu, menikmati alam bebas, atau sekadar bersantai. Saat memilih material untuk decking, kayu seringkali menjadi pilihan utama. Decking kayu telah lama menjadi pilihan populer selama bertahun-tahun karena memiliki beberapa keunggulan.

 

Alasan Decking Kayu Menjadi Pilihan Populer

Tampilan Natural

Kayu memiliki tampilan yang tak lekang waktu. Setiap potongan kayu itu unik, dengan pola dan warna butiran alaminya sendiri. Material ini dapat diwarnai atau dicat agar sesuai dengan skema warna rumah Anda, atau dibiarkan alami agar keindahannya terpancar.

 

Daya Tahan

Jika dipasang dan dirawat dengan benar, material ini dapat bertahan selama beberapa dekade. Kayu adalah bahan yang kuat dan kokoh yang dapat menahan lalu lintas kaki yang berat, furnitur, dan bahkan cuaca. Namun, harus dilakukan perawatan rutin seperti sealing dan staining agar kondisi tetap bagus.

 

Sustainability

Kayu adalah sumber daya terbarukan. Selain itu, decking kayu memiliki jejak karbon yang lebih rendah daripada banyak bahan lainnya.

 

Serbaguna

Terakhir, metrial ini adalah pilihan serbaguna karena dapat digunakan di berbagai ruang tamu outdoor. Mulai dari area yang besar hingga teras kecil. Kayu dapat dirancang dalam berbagai bentuk dan ukuran, membuatnya mudah untuk membuat ruang tamu outdoor yang memenuhi kebutuhan Anda.

 

Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penggunaan Decking Kayu

Decking kayu mungkin memberikan sejumlah keunggulan, tetapi juga memiliki beberapa kelemahan.

 

Maintenance

Decking kayu membutuhkan perawatan rutin, seperti sealing dan staining, agar tetap terlihat terbaik. Tanpa perawatan yang tepat, decking kayu dapat berubah warna, bengkok, dan bahkan membusuk.

 

Kerentanan terhadap Cuaca

Selain itu, kerentananan terhadap cuaca, termasuk sinar matahari, hujan, salju, dan perubahan suhu juga menjadi kelemahannya. Seiring waktu, paparan cuaca dapat menyebabkan decking kayu menyusut, melengkung, atau retak.

 

Kerusakan Serangga dan Hama

Decking kayu juga rentan terhadap kerusakan serangga dan hama, termasuk rayap, semut, dan serangga perusak kayu lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan struktural dan kebutuhan akan perbaikan yang mahal.

 

Risiko Kebakaran/strong>

Decking kayu berisiko kebakaran, terutama di iklim kering atau panas. Jika kebakaran terjadi di dalam atau di sekitar dek kayu Anda, api dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan kerusakan parah.

 

Pilihan Desain Terbatas

Meskipun decking kayu dapat dirancang dalam berbagai bentuk dan ukuran, ia memiliki pilihan desain yang terbatas dalam hal warna dan tekstur. Decking kayu bisa diwarnai atau dicat, tetapi ini membutuhkan perawatan rutin dan bisa mahal.

 

ReHolz – Material Lebih dari Kayu

Saat Anda memikirkan “kayu terbaik untuk decking”, Anda mungkin ingin menemukan bahan yang terbaik. Namun, ada pesaing baru di dunia material decking: ReHolz. Dibuat menggunakan 60% sekam padi, 22% garam biasa, dan 18% minyak mineral, ReHolz menawarkan banyak keunggulan.

 

Tampilan Alami

ReHolz memiliki finishing natural yang terlihat mirip dengan kayu. Bukan hanya warnanya tapi juga teksturnya. Variasi alami ini menambah keindahan dan keaslian decking secara keseluruhan dan memberikan tampilan yang unik.

 

Sustainable

Kayu mungkin menjadi salah satu energi terbarukan. Tapi, dari menanam pohon hingga memanen membutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun. Butuh waktu lama untuk menumbuhkan pohon padahal setiap harinya pohon ditebang agar kayunya bisa digunakan.

Di sisi lain, ReHolz menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari alam: 60% sekam padi, 22% garam dapur, dan 18% minyak mineral. Jadi, dapat didaur ulang atau digunakan kembali di akhir masa pakainya, sehingga mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Ini menjadikannya pilihan sustainable bagi mereka yang ingin menikmati keindahan dan fungsionalitas decking sambil meminimalkan jejak lingkungan mereka.

 

Tahan Lama

Decking ReHolz sangat tahan lama dan tahan terhadap berbagai faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kualitas material decking lainnya menurun seiring waktu. Mereka memberikan keunggulan tahan cuaca, termasuk ketahanan terhadap rayap, air laut, embun beku, dan api. Selain itu, ReHolz memiliki warna degradable yang sangat rendah (6-7 tahun) dan anti jamur.

 

Dapat Disesuaikan

ReHolz adalah bahan yang dapat disesuaikan untuk memenuhi fantasi setiap perancang dengan menawarkan pilihan yang tak terhitung jumlahnya. Keserbagunaan ini menjadikan ReHolz pilihan terbaik bagi mereka yang menginginkan solusi decking yang unik dan personal.

 

Kesimpulannya, decking kayu tradisional telah lama menjadi pilihan populer untuk ruang tamu outdoor, namun ReHolz menawarkan banyak keunggulan. ReHolz memiliki penampilan alami, tahan lama, perawatan rendah, tahan lama, sustainable, serbaguna, dan dapat disesuaikan. Jadi jika Anda sedang mencari material untuk ruang tamu outdoor, pertimbangkan ReHolz sebagai material decking terbaik yang bukan kayu sama sekali.


Jika ada pertanyaan lebih lanjut tentang ReHolz, jangan ragu untuk menghubungi kami di +623199533330 atau kirim pesan ke hello@re-holz.com. Kami akan dengan senang hati mendiskusikan ide Anda dan membantu Anda memahami cara mendapatkan yang terbaik dari ReHolz.

Bagikan Artikel

Lihat artikel lainnya

HBH Showroom Project at Semarang, Indonesia

Top 3 Desain Interior Modern untuk Rumah Berkelanjutan

Tak terasa kita telah sampai di penghujung tahun 2024, berikut rekap desain interior di tahun ini yang perlu Anda ketahui!…

See More

Menciptakan Era Baru: Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua

Selamat datang di era baru, di mana ketahanan dan pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas utama. Dengan menggabungkan keindahan alam dan kemajuan…

See More

Analisa Biaya dan Manfaat: Apakah Bangunan Ramah Lingkungan Benar-Benar Terjangkau?

Indonesia menempati peringkat ke-6 sebagai negara penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GKR) terbesar di dunia dan mengalami peningkatan paling banyak…

See More